Kamis, 04 Desember 2008

Untuk sebuah Rasa syukur yang baru kumengerti

Wahai pemilik nyawaku
Betapa lemah diriku ini
Berat ujian dariMu
Kupasrahkan semua padaMu
Tuhan baru kusadar
Indah nikmat sehat itu
Tak pandai aku bersyukur
Kini ku harapkan cintaMu

Kata kata cinta terucap indah
Mengalir berdzikir di kidung doaku
Sakit yang kurasa biar
Jadi penawar dosaku

*

Butir butir cinta air mataku
Terlihat semua yang Kau beri untukku
Ampuni khilaf dan salah selama ini
Ya Illahi Muhasabat cintaku
Tuhan kuatkan aku
Lindungiku dari putus asa
Jika ku harus mati
Pertemukan aku denganMu
( Muhasabah cinta-edcoustic )


Baru- baru ini lirik lagu di atas mampu membuat saya merasakan ruhnya dan baru bisa memaknai kebesaranNya membuat diri ini tersadar bahwa hanyalah seorang makhlukNya yang lemah.

Wajah ini mlik Allah, Tangan ini pun kepunyaanNya. Tiada satu detik pun kecuali atas kehendakNya...

Tanggal 29 Novembar kemarin sebuah peristiwa yang memberikan aku sebuah pelajaran baru. Musibah kecelakaan tidak dapat terelakan. Saat itu dalam sebuah perjalanan menuju kediaman mbah putri di jemput Om. Rasa bahagia menyeru bagaimana tidak, aku dan mama akan menyaksikan sebuah akad nikah adik kandung mama yang usianya sudah tidak muda lagi. Petualangannya dari beberapa kota di hentikan oleh seorang pangeran hati tetangga sebelah desa.

Itulah jodoh. Malam hari sebelum berangkat memang kondisi badanku demam panas tinggi. Kupaksakan minum obat penurun panas. Begitu pun beberapa hari sebelumnya karna tidak mungkin aku membiarkan mama berangkat sendirian ke Belitang yang memakan waktu perjalanan 2 jam.


Satu detik saat kejadian otakku langsung bleng. Ya Allah... ini kah rasanya? satu detik kemudian Aku tidak dapat merasaka apa-apa lagi. baru setelah beberapa waktu aku baru menyadari diri ini hampir berhadapan dengan maut. Dan yang terfikir berikutnya adalah kebesaran Allah... dan teringat hal-hal yang telah ku kerjakan hari ini...

Tangispun tak terbendung menyesali diri. Kalau seandainya umurku di takdirkan hanya pada detik terakhirku pada saat kecelakan tadi?... Astagfirullah... bekal apa yang akan kubawa ?

Sudah banyakkah amalan yang aku kerjakan? Karna kejadian itu membuat diri ini tersadar bahwa diri ini kecil yang tidak ada sesuatu yang dapat di banggakan. Bersyukur hanya luka kecil di pipi kanan dan tangan walau di sertai warna lebam.

Dan saat itupun aku langsung mengirimkan sms kepada teman-teman yang hari itu sempat berkomunikasi padaku sebelum kejadian. Teringat telpon dari seorang panita FSLDK yang meminta maaf mendadak menghubugi meminta diriku untuk menjadi juri lomba mading, karna tidak bisa langsung kuamanahkan pada adikku. beruntung ia bersedia.

Dan sebelumnya pun ada beberapa sms-sms yang terpaksa ku abaikan meminta diriku hadir ada Taujih di DPD dari seorang ustad datang jauh-jauh dari palembang juga ilanat dari sang MR dan sms teman selingkaran.

Seketika juga kuterima balasan yang sangat mengetarkan hati. Sms balasan yang kuterima yang bernadakan memberikan kekuatan hati, turut berduka cita, kalimat-kalimat mengingatkan, doa dan memberikan semangat.

Subhanallah... Terima kasih ya Allah Engkau masih berikan Aku kesempatan untuk dapat menikmati rasa bahagia punya saudara muslim yang selalu mendoakan. Semoga kita di kokohkan Allah SWT dalam ukhuwah islam yang indah ini... Amin.9