Jumat, 21 Desember 2012

Esai Sastra


UPAYA MENUMBUHKAN MINAT DIKALANGAN MAHASISWA
TERHADAP KARYA SASTRA
Oleh: Lena*
Saat  kita berbicara tentang sastra tentunya kita harus tahu terlebih dahulu tentang pengertian dari sastra itu sendiri. Istilah sastra menurut Kamus Besar bahasa Indonesia, sastra adalah: bahasa yang dipakai dalam sebuah tulisan; karya tulis yang memiliki nilai seni. Adapun jenis karya sastra juga beragam mulai dari prosa, drama, dan puisi.
Tentunya semua jenis karya sastra tersebut menyimpan cerita yang menarik yang berkaitan dengan sejarah perkembangannya dan memiliki kesan tersendiri dihati penikmat karya sastra. Karena sastra yang baik adalah sastra yang memnpunyai arti  bagi pembacanya. Unsur estetika yang indah dan bervariasi dalam bahasa yang terdapat dalam sastralah yeng menjadikan sastra begitu menarik.
Jika dibahas atau dianalisis secara mendalam. Karya sastra seakan tidak ada habisnya untuk terus disimak dan dibahas. Karya  sastra juga seakan tidak mati di makan zaman. Dan sastra mempunyai tempat tersendiri dalam sejarah perkembangan bangsa Indonesia.
Jika kita menilik sejarah perkembangan sastra di Indonesia tentunya kita akan takjub dengan banyaknya karya-karya sastra Indonesia yang telah dilahirkan oleh penulis karya sastra tersebut. Baik dari Angkatan Balai Pustaka Sampai Angkatan tahun 2000-an. Termasuk perkembangan dari aliran-aliran sastra yang ada hingga saat ini. 
Karya Sastra juga seperti terus terpelihara dan terjaga dan memiliki komunitas pembaca tersendiri mulai dengan adanya karya-karya sastra yang tergolong seperti karya sastra klasik, sastra modern dan sastra kontemporer. Karya sastra akan tetap terus dilahirkan selagi masih ada penulis melahirkan karya sastra  dan pembaca yang baik. Melihat respon masyarakat yang baik terhadap setiap hadirnya karya sastra itu artinya akan terus ada harapan untuk karya sastra tetap bertahan hidup. 
Pembaca yang baik juga tidak terlepas dari sekadar aktivitasnya sebagai pembaca. Pembaca karya sastra yang baik juga mampu mengapresiasikan karya sastra. Apresiasi terhadap karya sastra adalah salah satu bentuk kontribusi pembaca terhadap karya sastra yang dicintainnya. 
Tanpa kita sadari dari kecil kita sudah mengenal sastra. Coba kita perhatikan dari pengalaman kita semasa kecil dulu. Saat kita  kecil orang tua atau ibu kita sering membacakan dongeng untuk kita saat sebelum tidur. Saat kita mulai mengenal pendidikan di Sekolah Dasar kita juga diperkenalkan dengan karya sastra. Baik dongeng, cerpen, puisi dan karya sastra yang lain yang sesuai dengan kapasitas kemampuan siswa sekolah dasar.
Masih membekas di hati dan ingatan saya pada saat pelajaran Bahasa Indonesia, ada pelajaran tentang puisi yang berjudul “Pak Pos”. Kami semua siswa pada saat itu mendapat penjalasan tentang puisi, diajarkan bagai mana membaca puisi, dan ditugasi menghafal, menghayati dan tentunya diperagakan didepan kelas. Saya sangat senang sekali pada saat itu, saya berhasil menghafal dan memperagakannya didepak teman-teman satu kelas saya.
Dan yang lebih membuat saya bahagia dan bangga pada saat itu adalah ketika saya mendapatkan tepuk tangan yang meriah dari teman-teman saya.  Beberapa bait kata yang terdapat dalam puisi tersebut masih dapat saya ingat hingga saat ini. Sungguh menjadi pengalaman yang sangat berkesan bagi saya.
Sebenarnya ada sesuatu yang membuat saya begitu terkesan pada puisi tersebut dan pada akhirnya tidak hanya sekedar ikut berpartisipasi biasa dalam mengapresiasikan karya sastra tersebut. Pada saat itu saya sangat terkesan dengan perjuangan seorang petugas pos, dalam perjuangan menjalankan tugasnya mengantarkan surat. Ditambah lagi dengan pengalaman saya yang selalu menantikan kehadiran pak pos setiap hari dengan harapan pak pos datang membawa balasan surat dari sahabat pena saya.
Dari pengalaman mengenal karya sastra yang sederhana itu, lambat laun saya mulai menyukai karya sastra yang lain. Saya mulai membiasakan diri unttuk membaca. Walaupun bacaan saya baru terbatas karya sastra dengan jenis cerita tertentu yang menarik untuk saya baca.  
            Pada akhirnya saya masuk ke dunia kampus. Selain saya tenggelam dalam urusan akademik, menikmati kesempatan menimba ilmu, belajar dengan baik, serta menyelesaikan tuga-tugas perkuliahan dengan baik. Saya sangat menikmati  itu dengan baik.
            Lalu, bagaimana dengan pengetahuan sastra saya selama ini? Tentu  saja pengetahuan dan pengalaman saya sebagai pembaca sastra selama ini saya jadikan pengentar dalam mempelajari sastra lebih jauh lagi. Saya ingin mengetahui dan mempelajari sastra dengan baik. Walau pendidikan yang saya tempuh tidak sepenuhnya mempelajari tentang sastra saja. Setidaknya saya masih mempunyai kesempatan itu.
            Kepedulian saya terhadap sastra selama ini membuat saya ikut memperhatikan “tempat” sastra dilingkungan di sekitar saya. Apakah sastra mempunyai tempat yang layak? Atau bagaimana tanggapan orang-orang disekitar saya mengenai sastra? Apakah mereka menyukai sastra seperti halnya saya atau tidak?. Dan ternyata minat mahasiswa mengenai sastra masih rendah.
Permasalahannya adalah banyak diantara mahasiswa yang tidak atau belum menyukai karya sastra. Jika ditanya alasannya,  sebagian mereka berpendapat tidak mau tahu tentang sastra, sastra itu rumit, sulit di mengerti, bahasanya tinggi, intinya tidak suka pada karya sastra. Dapat dipahami alasan mengapa mereka tidak menyukai karya sastra, mungkin salah satu faktor penyebabnya adalah tidak suka atau belum disebabkan karena tidak diimbangi dengan budaya membaca yang baik dan belum tahu bagaimana rasanya menikmati karya sastra.
            Memang tidak mudah menyimpulkan demikian. Semua hanya asumsi sementara saya setelah melihat respon dari orang-orang disekitar saya dilingkungan akademik. Jika ditanyai atau diajak terlibat dalam pembicaraan atau pembahasan mengenai sastra. Tetapi peluang yang menyukai sastra juga masih banyak. Namun belum dapat di gambar kan dengan persentasi dalam bentuk angka.  
            Tentunya itu menjadi hal yang memprihatinkan jika mahasiswa yang dimaksud adalan mahasiwa yang bergelut di jurusan bahasa dan sastra. Ini yang membuat saya tergelitik. Tentunya ini bukan permasalahan yang sepele. Itu artinya kita mempunyai tugas yang berat dan dibutuhkan upaya yang besar untuk dapat membangkitkan kembali minat mahasiswa terhadap sastra.
            Dalam kegiatan akademik atau kegiatan belajar mengajar dalam mata kuliah tentang sastra, tentunya saya berupaya untuk melibatkan diri didalamnya. Saya berusaha untuk berkontribusi didalamnnya, meski yang saya lakukan belum bisa dikatakan hal yang besar, setidaknya saya berupaya melakukan yang saya mampu. Contoh kecil yang saya lakukan adalah pada saat mata kuliah mengenai sastra ada aktivitas menonton Film yang diadaptasi dari karya sastra dalam bentuk cerpen atau novel.
Saya pilihkan film dengan kualitas yang baik dan sesuai dengan situasi dan kondisi. Lalu saya siapkan karya sastra dalam bentuk asli (tulisan) sebelum diadaptasi. Saya mempersiapkannya terlebih dahulu sebelum kami melakukan aktivitas menonton film.
Setelah intu barulah kemudian kami melakukan aktivitas mambahas apa yang telah kami simak bersama. Kami melakukan aktivitas menilai, membandingkan dan lain-lain. Hal ini memberikan sedikit hasil yang baik. Diantaranya ada teman-teman saya melihat ada yang mulai terlihat tertarik dan ikut berpartisipasi didalamnya meski sebagian juga terlihat dengan respon yang biasa.
            Mungkin kita harus membuat sebuah kegiatan yang lebih serius lagi demi membangkitkan minat mahasiswa terhadap sastra. Pemerintah dan orang-orang yang terlibat di dunia pendidikan dapat bekerjasama dengan baik. Harus lebih serius membuat event-event acara yang berbau sastra. Baik itu berupa seminar, pelatihan, perlombaan dan kompetisi terbuka mengenai sastra. 
Saya sependapat dengan penyair asal Semarang sekaligus menjabat Sekretaris Dewan Kesenian Jawa Tengah, Gunoto Saparie yang mengusulkan kepada Badan Pengembangan Kementrian pendidikan Nasional agar menyelenggarakan pemilihan duta sastra, pernyataan beliau dimuat di suara merdeka 24 Mei 2011. beliau berpendapat “duta sastra ini sangat penting bagi upaya pemasyarakatan dan peningkatan apresiasi sastra dikalangan masyarakat”.
            Dengan diadakan kegiata tersebut akan kian memicu minat mahasiswa untuk mengenal sastra lebih jauh. Maka akan membuka jalan bagi mahasiswa untuk berminat menyukai karya sastra. Jika mahasiswa sudah memiliki minat terhadap sastra diharapkan mahasiswa dapat tertarik, kemudian akan ada harapan mahasiswa terlibat dalam kegiatan mengapresiasi sastra dan kemungkinan besar akan ada harapan baru, yaitu mahasiswa mampu melahirkan karya sastra.
  
(* penulis adalah mahasiwi semester lima, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah di Universitas Baturaja. tlisan ini di buat sebagai syarat mengikti kompetisi Duta Bahasa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar