Selasa, 07 April 2009

Rambut panjang atau rambut pendek,jilbab panjang atau jilbab pendek?

Rambut panjang atau rambut pendek, jilbab panjang atau jilbab pendek?



"len, rambutmu sekarang sepanjang apa?atau pendek kayak rambut pendekmu dulu?"selidiknya.


"lho, memangnya kenapa? apa bedanya rambut panjang sama rambut pendek?"
"nggak sih, kali aja kamu masih tomboy. tapin kayaknya sekarang kamu udah berubah apalagi tambah alim.penasaran... abis gak keliatan panjang pendeknya?"


"...#@?!"



hehe..rupanya teman satu sekolahku sewaktu di SMK dulu penasaran tentang rambutku. rambutku sekarang panjang atau pendek, rahasia dong.!



jadi ingat semasa sekolah dulu.kalau tak salah waktu itu masih kelas satu. kalau mengingat semua itu Dengan sangat menyesal kenapa dulu tak buru-buru berjilbab. jadi masalah kecil tentang rambutpun dulu jadi heboh dan jadi pusat perhatian satu sekolah.

Dulu memang pernah buat suatu riset gimana rasanya berambut pendek. sepertia apa sih tomboy atau feminim itu?


setelah memangkas rambutku jadi set bob.paginya saat sekolah. saat mulai memasuki gerbang sekolah sampai melewati kelas-kalas yang merupakan jalan inti lalu lintas di sekolah sebelum menuju kelasku yang paling ujung. sambil menunggu respon satu detik...dua detik.. tiga... empat... lima... enam...huh capek...belum ada reaksi juga. tujuh...delap...

lenaa?


lho,lena, ya?kok?


woii...lena tomboy...


lena tomboii...


lena prustasii...


lenaa...

Ah... ternyata? seperti ini tomboy?


Akhirnya banyak yang ngikut potongan rambut seperti rambut aku.


Setalah itu kucari terus apa sih sejatinya tomboy atau feminim?

Asal tau aja ya. kalau hanya karena rambut pendek gini udah di bilang tomboy kayaknya keliru deh. asal tahu aja. aku masih terlalu cemen untuk masuk klasifikasi mereka yang biasa di sebut tomboy.


Aku masih sering nangis kalau di marahi mama. masih mudah tersinggung yang artinya sensitif, takut ketinggian apalagi sama yang namanya cacing. Hwaaa...!! ngebayanginya aja ogah. ngak pernah.


Seperti itu kah tomboy?


Orang selalu berkata gadis berambut panjang lebih nampak ayu jika di bandingkan dengan gadis berambut pendek. Benarkah?.


itu dulu. sebuah pemikiran cetek. ingin membuktikan sesuatu tapi merugikan kalau dipikir-pikir untuk saat ini.

malah kebanyakkan mereka memilih si gadis berambut panjang. konon katanya rambut panjang lebih ayu dan menampakkan ciri khas wanita seungguhnya. o,ya?.


Tapi, apa salah mereka yang berambut pendek? bukankah itu hanya sekedar rambut saja? tak semuanya juga gadis berambut panjang bersikap lebih ayu di bandingkan gadis yang berambut pendek. siapa tahu si gadis berambut pendek ini jauh lebih sopan, ayu di bandingkan berambut panjang.


Pada khakikanya kita tak boleh menilai seseorang hanya dari luar. apalagi selintas masalah penampilan rambutnya saja.


kita harus tahu mengapa "ia" mengambil keputusan di balik rambut panjang atau rambut pendeknya.


Siapa tahu mereka punya alasan tertentu. seperti alasan kesehatan. jangan saja karena alasan yang konyol ngikuti Tren, atau ingin terlihat tomboy.


kembali kepada ketulusan hati. cantik hati dan akhlak jauh lebih indah dari pada memandang gadis cantik berambut panjang atau berambut pendek.


sekarang masalah jilbab. bukan bermaksud membenarkan atau menyalahkan.


"eh, len sin 'ahkwat itu' jilbabnya pendek lho.futur kali,ya?"


"iya, kemaren ane sempat liat berapa kali dia kejebak jilbabnya pendek"


"hah..?!" ampun deh nih orang...


"emang sependek apa sih jilbabnya, kok udah bisa di sebut futur?"tanyaku sedikit sewot. mudah banget menilai seseorang futur.


"nggak juga,sih kalau pendek-pendek amat. masih nutup dada. tapi kan jilbabnya itu gak selebar jilbabnya biasanya. kemaren aku liat pas dia ahad pagian di masjid.kemaren sih udah ane sindir-sindirin. dianya diem aja."


Hh...


ini lagi. kenapa sih orang-0rang bisa menilai.Memangnya kalau jilbabnya pendek, futur. kalau panjang, lagi beriman?


kalaupun boleh berfikiran, baikan yang mana antara yang ngomongin sama yang diomongin, mendingan dia walau katanya jilbabnya pendek yang hanya menutupi dada tapi masih mau kemasjid, timbang ngomongin orang...(ups, ini juga lagi ngomongin orang, ya? :p)



Siapa yang tahu kadar keimanan seseorang?



Bukankah, hanya Rabb yang mengetahuinya?


Memang perintah Allah dalam Al-quran :...hulurkan lah jilbabmu hingga menutupi dada.



terlepas dari kewajiban itu kita harus mempertimbangkan perasaan. mengingatkan niatnya baik kalau caranya mengingatkan tidak baik juga akan lain jadinya.



kita tidak tahu apa yang sedang terjadi padanya.



satu lagi "kayaknya, dia sudah bukan ukhwah kita lagi, udah jarang nongol"



Kitapun tidak tahu apa yang akan terjadi pada diri kita esok. akankah baik atau sebaliknya. jangan pernah mudah memberikan "predikat" tertentu atau menilai seseorang dengan "penilaian" tertentudengan mata manusia yang berpeluang banyak kemungkinan untuk salah.



kewajiban kita mengingatkan dengan cara yang baik. setelah itu mendoakan dengan sebaik-baiknya doa agar tetap terus bersama dijalan dakwah. selalu di tetapkan keimanan islam di lisan, perbuatan, dan hati. dan muslim kita selalu.

Allah, ya Rabb... tuntunlah kami selalu dijalanMu yang lurus...




lena

Bta, Rumah 3x4

09.04.2009/9:37 am

1 komentar: